Pertama, kita mengamplopi kiai jangan dianggap sebagai beli dukungan. Tetapi harus diniati dengan “titip kebaikan” ke mereka. Karena uang yang kau berikan itu pasti akan digunakan Kiai untuk berbuat kebaikan. Misalnya uangmu digunakan kiai untuk makan kemudian Kiai mengajar ngaji ke para santri, maka akan menjadi amal jariahmu saat dikau telah mati.
Kedua, Seyogyanya kamu membawa 2 amplop. Amplop yang 1 untuk pribadi kiainya, dan ampop yang 1 nya untuk pengembangan pesantrennya. Banyak politisi hanya ngasih 1 amplop untuk pesantrennya. Sehingga Pak Yai ini tidak berani menggunakannya karena akadnya untuk pesantren. Bukan ke pribadi kiai. Tentu kalau dikau minta didoakan Pak Yai, doanya ya do’a umum. Bukan do’a “khusus”. haha
Ketiga, kalau ngasihkan amplop bisa pakai alternatif kata-kata ini :
- Pak yai, kulo bade titip kebaikan. Niki enten kaleh. Kagem yai kalih pesantren
- Kulo titip do’a khusus nggih yai. Supados kulo dadi kepala daerah
- Terus mbok ambung tangane wolak-walik